Tuesday, June 14, 2016

Keikhlassan Shanti Penjual Gorengan

     Hallo, semoga Kalian diberi kesehatan selalu dan ridho oleh Allah ya :-) ...
Disini saya akan menuliskan kisah inspirasi hasil dari karangan saya, mudah-mudahan bermanfaat dan memberikan pencerahan pada Kalian. Baiklah, langsung saja Kalian baca kisahnya dan agar lebih tersentuh lebih baiknya disertai dengan renungan.........

      Sebut saja Shanti namanya, Ia hidup dalam sebuah Keluarga yang sangat sederhana, Ia tidak menyukai hidup yang serba mewah. Baginya, hidup serba mewah dapat merusak hidupnya dan membuat derajatnya turun. Hidup sederhana adalah pilihan hidupnya. dalam kesehariannya saat berpergian Ia mengenakan baju biasa yang tidak perlu mengikuti trend zaman sekarang.
Shanti senang mencoba hal baru, kini Ia tengah bersiap-siap berjualan gorengan di sekeliling kampungnya untuk membantu Ayahnya melunasi hutangnya tanpa rasa malu.
      Ia menjajakan gorengannya dengan ramah, jujur, tekun dan sabar. menurutnya, itu adalah kunci kesuksesannya dalam berjualan
''Gorengan...gorengan beli...mumpung masih hangat'' seru Shanti sembari memegang keranjang yang berisi gorengan dengan kedua tangannya
''Saya mau beli Mbak Shanti'' sahut Bu Mira
''Iya, silahkan dipilih''
''Segini berapa?''
''5000 Bu''
''Yang benar? kalau begini caranya Kamu akan rugi''
''Tidak apa kok Bu, Saya berjualan sambil bersedekah dan sekalian menambah pengalaman juga, saya kan baru 2 hari berjualan''
''Wah, Kamu memang benar-benar anak yang baik. semoga hal ini menjadi berkah dan rahmat. dan semoga kebaikanmu dibalas oleh Allah swt''
''Amin, terimakasih Bu''
''Iya, terimakasih juga''
        Shanti melanjutkan perjalanannya dalam berjualan kembali. Di tengah perjalanan, kendalapun menghampirinya, ujian telah terlihat di depan matanya. Tiba-tiba saja ada 3 orang pencuri yang mencuri gorengannya.
         Sambaran 3 pencuri itu begitu keras, keranjang Shanti yang berisi gorengan itupun telah dirampas oleh mereka. Shanti menghadapi musibah itu dengan tabah, tanpa disadari ada dua gorengan yang jatuh di tengah jalan.
''Astagfirullah'' Saat Shanti menatap 2 gorengannya itu yang tergeletak di jalan bersamaan Ia melihat seorang anak kecil berpakaian kumuh, compang-camping dengan membawa karung yang berisikan sampah anorganik. 
         Dilihatnya ternyata anak itu mengambil 2 gorengan tersebut, lalu memakannya, akan tetapi dengan sigap Shanti mencegahnya
''Adik, jangan dimakan ya, ini sudah kotor'' tangkal Shanti
''Tidak apa Kak, Aku sudah 2 hari belum makan. 2 gorengan itu menjadi nikmat bagiku. sayang jika dibiarkan'' 
         Shanti merasa sangat iba mendengar perkataan anak yang malang itu, Ia tidak tega. Kemudian Ia memberikan uang hasil jualannya padanya.
''Ini, untukmu Dik, ambil saja buat beli makan'' ucap Shanti 
''Mmm''
''Ambil''
''Iya, terimakasih. Aku senang bertemu Kakak, sebagai balasannya ini terimalah Kak, Aku menemukan kertas brosur ini di dekat pos pengepul''
''Coba lihat''
          Shantipun terperanjat, ternyata brosur yang dimaksud itu adalah sebuah beasiswa sekolah di Australia. persyaratan utamanya adalah prestasi olimpiade matematika, berumur 15 tahun. Ia berpikir ini adalah kesempatan emasnya. Ia pernah menjuarai lomba olimpiade matematika peringkat 2 tingkat kota. Ia tidak menyangka dan sangat mensyukurri akan hal ini.


''Dalam menjalani kehidupan ini, Kita harus mampu untuk ikhlas. Setiap perbuatan baik yang Kita lakukan itu pasti ada balasannya dan Janganlah lupa yang belum terbiasa bersedekah, mulailah membiasakan diri untuk bersedekah karena itu perbuatan mulia, dapat memperoleh naungan pada hari akhir, membuka pintu rezeki, balasan yang lebih misalkan saja Anton membelikan Hikmal batagor 3000, nantinya perbuatan Anton dibalas melalui Ayahnya (sesuai kehendak Tuhan) dengan memberikan uang 10000 kepada Anton''
Sebenarnya... masih banyak hikmah, amanat yang bisa Kita petik dari kisah ini :-)


#thanks
        

Read more

Monday, June 13, 2016

Usman bin Zaid R.A.Panglima Perang Termuda




Usman bin Zaid adalah putra Zaid bin Haritsah kesayangan Rasulullah S.A.W., Zaid juga anak angkat Rasulullah. Ibunya (Ummu Aiman) bekas sahaya ibunda Rasulullah S.A.W., juga pernah mengasuh Rasulullah saat kecil. Rasulullah sangat menyayangi Ummu Aiman.

Karena jiwa jihadnya begitu tinggi, ketka berusia 15 tahun Usamah sudah mengikuti perang. Diantaranya perang Khandak, perang Hunain. Ketika berumur 18 tahun mengikuti perang Mu'tah, di bawah komando ayahnya (Zaid bin Haritsah), Usamah sempat menyaksikan ayahnya tewas di medan tempur sebagai syuhada. Dia terus bertempur di bawah komando Ja'far bin Abi Thalib hingga Ja'far syahid, kemudian kepemimpinan diganti abdullah bin Rawahah hingga gugur pula. Kemudian komando diganti Khalid bin Walid. Walau jumlah tentara sedikit, pasukan muslimin akhirnya bisa melepaskan dari cengkraman tentara Rum.

Pada tahun kesebelas hijriah Rasulullah S.A.W. menginstruksikan agar menyiapkan pasukan menyerang pasukan Romawi, sahabat Abu Bakar Shidiq, Umar bin Khattab, Sa'ad bin Abi Waqqas, Abu Ubaidah bin jarrah dan para sahabat senior lainya juga ikut dalam perang ini.

Kemudian Rasulullah S.A.W. mengangkat Usamah bin Zaid yang masih berusia 20 tahun sebagai panglima perang. Namun, tak lama kemudian Rasulullah S.A.W. wafat. Kemudian Abu Bakar Shidiq terpilih menjadi khalifah dan tetap meneruskan pengiriman tentara di bawah pimpinan Usamah bin Zaid, sebagaimana digariskan Rasulullah S.A.W. Tindakan Khalifah mendapat reaksi keras dari beberapa sahabat. Mereka berkata, : "Jika khalifah tetap berkeras meneruskan pengiriman pasukan, kami mengusulkan agar panglima (Usamah) yang masih remaja ditukar dengan tokoh yang lebih tua dan berpengalaman". Namun, usul ditolak khalifah, sambil berkata: "Demi jiwaku yang berada di tangan Nya,.... Aku yakin, mereka akan kembali dengan selamat. Bukankah Rasulullah S.A.W. yang diberikan wahyu dari langit telah bersabda: "Berangkatlah segera pasukan Usamah!"".

Akhirnya pasukannya berhasil mengalahkan lawan. Hanya dalam waktu empat puluh hari mereka kembali ke Madinah dengan sejumlah harta rampasan perang cukup besar, tanpa jatuh korban seorang pun.

Demikian taatnya khalifah memegang teguh pesan yang telah diamanatkan Rasulullah S.A.W. sehingga terbukti kebenaranya

Read more

Thursday, June 9, 2016

Menangis Karena Satu Ayat



Pada suatu malam, Muhammad ibnu Al munkadir melakukan sholat malam. Ia menangis bahkan semakin keras tangisanya, sehingga keluarganya kaget kemudian bertanya : "Apa yang menyebabkan kamu menangis seperti ini?", keluarganya semakin heran karena tangisanya semakin keras.

Kemudian keluarganya menemui Abi Hazm, guna memberi tahu masalahnya. Maka abu Hazm datang kerumahnya, sementara dia masih dalam keadaan menangis, beliau bertanya : "Wahai saudaraku, apa yang membuat kamu menangis seperti ini?, sehingga membuat keluargamu heran?

Dia menjawab : "Aku tadi membaca salah satu ayat Al Quran", beliau bertanya : "Ayat apa?", dia menjawab: 


"Dan sekiranya orang-orang yang dzalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan". (Q.S. Az Zumar 47)

Abu Hazm pun ikut menangis bahkan semakin keras tangisan keduanya, kemudian salah seorang keluarga Al Munkadir berkata: "Kami memanggil engkau menenangkan tangisanya, mengapa bahkan menambah kesusahan kami".

Kemudian beliau memberi tahukan penyebab mereka berdua menangis.

Read more

Popular Posts